Selamat Datang..Apa Kabar ?

Mulai saat ini, anda semua bisa mengunjungi Blog pribadi saya.
Di dalam blog ini anda bisa membuka arsip-arsip tulisan saya yang berisi seputar masalah kesehatan jiwa. Silahkan beri komentar atau pertanyaan yang ingin anda sampaikan.

Salam,
Dr Hendro Riyanto SpKj

26 Agustus 2008

Fase Perkembangan Fisik Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10–14 tahun), masa remaja pertengahan (14–17 tahun) dan masa remaja akhir (17–9 tahun).

Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan(psiko-sosial). Seorang remaja tidak lagi dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belum juga dapat dianggap sebagai orang dewasa. Di satu sisi ia ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh orang-tua, di sisi lain pada dasarnya ia tetap membutuhkan bantuan, dukungan serta perlindungan orang-tuanya.

Orang-tua sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari bahwa anak mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi anak yang selalu perlu dibantu. Orang-tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi dan perilaku remaja, sehingga tidak jarang terjadi konflik diantara keduanya. Apabila konflik antara orang–tua dan remaja, menjadi berlarut-larut dapat menimbulkan berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam hubungan antara dirinya dengan orang-tuanya.

Kondisi demikian merupakan suatu stresor bagi remaja; yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik, psikologik maupun sosial termasuk pendidikan. Antara lain dapat timbul berbagai keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya, maupun berbagai permasalahan yang berdampak sosial seperti malas sekolah, membolos, ikut perkelahian antara pelajar (tawuran) dan menyalahgunakan NAPZA.

Kondisi seperti ini, bila tidak segera diatasi dapat berlanjut sampai dewasa dan dapat berkembang ke arah yang lebih negatif. Antara lain dapat timbul masalah maupun gangguan kejiwaan dari yang ringan sampai berat.

Apabila pada kenyataannya perhatian masyarakat lebih terfokus pada upaya meningkatkan kesehatan fisik semata, kurang memperhatikan faktor non fisik (intelektual, mental emosional dan psikososial). Padahal faktor tersebut merupakan penentu dalam keberhasilan seorang remaja di kemudian hari.

Faktor non–fisik yang berpengaruh pada remaja adalah lingkungan, yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu orang tua atau orang yang berhubungan dengan remaja perlu mengetahui ciri perkembangan jiwa remaja, pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta masalah maupun gangguan jiwa remaja.

Pengetahuan tersebut dapat membantu mendeteksi secara dini bila terjadi perubahan yang menjurus kepada hal yang negatif.

Orang tua memerlukan dukungan dalam membekali remajanya. Puskesmas dapat membantu orang tua, remaja, guru, dan pihak lainnya untuk dapat mengatasi remaja bermasalah atau mencegah terjadinya masalah. Dalam ketiga fungsinya yaitu pelayanan medis, penggerakan masyarakat, dan pembinaan wilayah, puskesmas sangat berperan. Untuk itu diperlukan panduan bagi dokter puskesmas agar dapat membantu remaja, orang-tua, guru dan tokoh masyarakat lainnya.

Masa remaja dapat dibagi manjadi 3 (tiga) tahapan yaitu masa remaja awal, remaja pertengahan, dan remaja akhir. Ciri yang paling nyata masa remaja adalah mereka cepat tinggi. Selama masa kanak anak perempuan dan laki-laki secara fisik tampak mirip kecuali hanya perbedaan genitalia. Mereka memakai baju dan gaya rambut yang sama, Contohnya memakai celana jeans, baju kaos ( “ t shirts “), dan berambut pendek. Perkembangan remaja terdiri dari perkembangan fisik, psikososial, dan moral.

Perkembangan Fisik

Anak perempuan mulai berkembang pesat pada usia 10,5 tahun dan paling cepat pada usia 12 tahun. Sedangkan anak laki-laki 2 tahun lebih lambat mulainya, namun akhirnya anak laki-laki bertambah 12 – 15 cm dalam 1 tahun hingga pada usia 13 sampai menjelang 14 tahun.

Kenyataannya perkembangan fisik dan emosional tidak selalu berjalan searah. Seorang anak yang bertumbah tinggi, tidak selalu lebih matang secara emosional dibandingkan dengan anak seusia yang lebih pendek.

Pertumbuhan tinggi remaja tergantung dari 3 faktor yaitu : genetik (faktor keturunan), gizi dan variasi individu. Faktor genetik mempunyai efek yang nyata misalnya orangtua yang tinggi akan mempunyai anak yang tinggi pula. Faktor gizi juga mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan anak. Anak yang mendapat gizi yang baik, tumbuh lebih tinggi, sedangkan anak yang kurang gizi akan lebih pendek. Faktor genetik sudah terlihat sejak usia dini. Orang-tua yang ingin memonitor kesehatan anaknya, harus mengukur dan mencatat pertumbuhan tinggi dan berat anak, setiap bulan sekali sejak lahir dan dicatat. Bila tidak mencapai target berat badan ideal, perlu konsultasi dengan tenaga kesehatan.

Berat badan bertambah pesat pada usia 10–18 tahun. Pada anak laki-laki pertambahan berat ini terutama pada otot, sedangkan pada anak perempuan pada otot dan lemak yang ditumpuk di payudara, pinggul dan bahu sehingga memberikan bentuk yang khas pada perempuan.

Seringkali remaja puteri merasa dirinya gemuk, sehingga mereka menjadi preokupasi untuk menurunkan berat badan dengan cara mengatur diet, olah raga atau menggunakan obat pelangsing. Kadang-kadang mereka sangat takut gemuk dan berpuasa berlebihan. Disamping terjadinya pertumbuhan fisik yang pesat, terdapat pula perubahan lainnya. Umumnya pada anak perempuan pertumbuhan payudara merupakan tanda pertama dan yang paling nyata (pada sepertiga anak remaja, pertumbuhan rambut pubis terjadi sebelum tumbuh nya payudara).

Pubertas pada anak perempuan biasanya mulai pada usia 10 atau 11 tahun. Anak perempuan menunjukkan perkembangan yang pesat pada usia 13 tahun dan telah mencapai pematangan seksual penuh pada usia 16 tahun.

Pola perkembangan pada anak laki-laki lebih lambat dari pada anak perempuan, Anak laki-laki menunjukkan tanda perkembangan pada usia 14 tahun dan biasanya pematangan seksual pada usia 17–18 tahun.
Konsultasikan kepada dokter bila pertumbuhan pesat sudah mulai sebelum usia 9 tahun atau belum mulai pada usia 13 tahun

Perkembangan payudara
(10–11 tahun) biasanya merupakan tanda :

1. Awal dari pubertas. Daerah putting susu dan sekitarnya mulai membesar. Konsultasikan kepada dokter bila tunas payudara belum terlihat pada usia 15 tahun

3. Rambut pubis (10–11 tahun), rambut ketiak dan badan (12–13 tahun) Usia mulai tumbuhnya rambut badan bervariasi luas.

4. Pengeluaran sekret vagina (10–13 tahun)


Sementara tanda perkembangan fisik pada anak laki-laki, antara lain:

1. Pertumbuhan pesat (12–13 tahun)

Konsultasi kepada dokter bila pertumbuhan pesat sudah mulai sebelum usia 11 tahun atau belum mulai pada usia 15 tahun.

2. Testis dan skrotum (11–12 tahun).

Kulit skrotum jadi gelap dan testis bertambah besar. Testis seharusnya sudah turun sejak masa bayi. Konsultasikan kepada dokter bila testis belum mulai membesar pada usia 14 tahun.

3. Penis (12–13 tahun)

Penis mulai berkembang.

4. Ejakulasi (13–14 tahun)

Keluarnya mukus cair dari penis mulai sekitar 1 tahun setelah penis memanjang. Pada awalnya ejakulasi tanpa disertai sperma. ***




Tidak ada komentar: